
Seorang pria berusia 30-an terjangkit bakteri “pemakan daging” yang merusak kelopak mata kanannya dan jaringan di sekitarnya.
Individu tersebut mengunjungi departemen oftalmologi di India setelah mengalami pembengkakan bertahap pada kelopak mata kanan dan kulit di sekitarnya, sebuah artikel yang diterbitkan dalam jurnal Laporan Kasus BMJ menunjukkan.
Pasien pernah mengalami satu episode demam 10 hari sebelumnya, tetapi sebaliknya dia tidak memiliki riwayat trauma medis, pembedahan, penyakit sinus atau penyakit sistemik.
Kerak hitam telah terbentuk di atas kelopak mata dan beberapa area sekitarnya, menunjukkan adanya jaringan mati. Dokter kemudian mendiagnosis pria itu dengan bentuk necrotizing fasciitis.
iStock
Necrotizing fasciitis adalah infeksi langka dan berpotensi fatal yang disebabkan oleh beberapa jenis bakteri. Mereka bergerak cepat ke seluruh tubuh, menyerang kulit dan jaringan lunak di bawahnya. Ini bisa mematikan jika tidak segera diobati.
Nama penyakit ini berasal dari kata Yunani Kuno nekrosis yang berarti “kematian”. Ini merujuk pada fakta bahwa mikroba ini menyebabkan kematian jaringan lunak — atau “pelelehan jaringan lunak”, seperti yang penulis BMJ studi menggambarkannya — dan kulit di atasnya.
Jaringan lunak menghubungkan, mendukung, dan membungkus struktur lain di dalam tubuh. Mereka termasuk lemak, pembuluh darah, saraf dan tendon, antara lain.
Necrotizing fasciitis terutama mempengaruhi ekstremitas dan batang tubuh. Lebih jarang, terlihat di kepala dan leher, seperti yang terjadi pada individu dari India.

Laporan Kasus BMJ 2023
Jarang necrotizing fasciitis mempengaruhi area di sekitar kelopak mata karena suplai darah yang sangat baik di bagian tubuh ini.
Segera setelah didiagnosis, pria India itu dengan cepat menjalani operasi untuk merawat kulit yang rusak dan diberikan antibiotik.
Kondisi pasien membaik setelah operasi, menurut laporan kasus. Dokter merawat lukanya selama tiga hari, menghilangkan kulit nekrotik baru yang muncul.
Pasien kemudian dipulangkan dari rumah sakit dan diberikan antibiotik oral. Setelah enam bulan, luka di kelopak matanya telah digantikan oleh bekas luka yang sudah matang. Dokter mendiskusikan kemungkinan dengannya bahwa dia mungkin memerlukan cangkok kulit.
“Saya sangat khawatir dengan parahnya kondisi saya,” kata pasien tersebut dalam laporan kasus. “Saya juga takut kehilangan penglihatan saya. Saya lega bahwa saya telah sembuh dari penyakit ini.”
Mendiagnosis necrotizing fasciitis dapat menjadi tantangan karena tanda dan gejala klinis seringkali tidak terlihat pada awalnya, kata penulis studi kasus tersebut.
Di Amerika Serikat, necrotizing fasciitis jarang terjadi. Itu terjadi hanya pada sekitar 0,4 orang per 100.000 setiap tahun, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal tersebut. Radiologi Rangka.